Tragis… itu mungkin kata yang tepat untuk para atlet kita yang berlomba di ajang bergengsi Asean Games Dhoha 2006. Mengapa prestasi tahun ini begitu menyedihkan, apakah di Indonesia memang tidak ada atlet yang berbakat? Atau Koni Pusat kurang bagus dalam mencari atlet berbakat? Atau Koni Pusat tidak bisa membina Atletnya yang berbakat? Atau atlet berbakat Indonesia pada lari keluar negeri?
Atau…Atau .. atau yang lain akan menjadi pertanyaan di benak kita. Begitu malunya aku karena tidak bisa menjawab pertanyaan temenku dari negara lain waktu mereka nanya , Apa Indonesia ikut berlomba di Asean Games? Kenapa aku tidak lihat atlet negaramu berlomba ? Aku tahu dia hanya menyindir kenapa atlet Indonesia begitu sedikit yang masuk Final di ajang bergengsi tersebut. Diantara Acara Pembukaan dan Penutupan Asean Games Dhoha 2006 yang begitu megah dan mewah seperti yang aku lihat di Televisi, Indonesia menorehkan prestasi yang menyedihkan, hanya meraih 2 emas yang dicetak oleh Ryan Lalisang dari cabang Boling dan Taufik Hidayat dari cabang Bulutangkis, serta 3 perak dan 15 perunggu. Dengan perolehan medali tersebut akhirnya Indonesia berada di posisi ke 22 dari 45 negara, sebuah peringkat yang menyedihkan sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia sejak Asian Games New Delhi 1951. Empat tahun lalu di Busan, Indonesia masih di urutan 14, atau nomor empat di Asia Tenggara di belakang Thailand (14-19-10, posisi enam), Malaysia (6-8-16, posisi 12), dan Singapura (5-2-10, posisi posisi 13). Dari perolehan tahun ini Indonesia menduduki urutan ke enam dari Negara Asia Tenggara. Begitu tragisnya perolehan medali ini apakah kita mau hal ini terjadi di Asean Games berikutnya? Semua kita serahkan pada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang berwenang dalam penyeleksian atlet Indonesia dalam hal ini Koni Pusat dan juga dukungan dari rakyat Indonesia. Dimanakah Taufik Hidayat Taufik Hidayat yang lain yang bisa menyumbangkan medali emas bagi Negara yang sedang terpuruk ini. Begitu banyak berita jelek yang aku dengar tentang Indonesia dari negeri seberang, mulai korupsi, nepotisme, birokrasi yang berbelit-belit dll, sekarang ditambah prestasi jelek di Dhoha. Apakah kita akan selalu berlindung dibawah alasan klasik karena kekurangan dana untuk mencetak sebuah prestasi. Sebagai orang yang sangat bangga menjadi Warga Negara Indonesia aku hanya bisa menangis melihat semua ini………..
Tuesday, 19 December 2006
Dhoha 2006 (Tangisan Seorang Anak Bangsa)
Posted by
Hery Martono
at
12:57
Labels: Cerita dari India
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 comments:
hiks sama mas hery, aku juga sedih neh...
berita2 negeri kita tercinta selalu kalah sama yg lain yg notabene 'dulunya' indonesia lebih dari mereka.. so berarti kita mengalami kemunduran dr segi prestasi!!
btw
kapan ya indonesia bisa jadi 'harum' namanya diluar negeri seperti pd waktu jamannya bung karno dulu?? (menghayal...)
i hope we can do...
amin.
Sedih juga yah.. T_T
Kalo atlet berbakat sih saya rasa Indonesia punya.
Tapi kl mo nyari penyebabnya sih syusah.. pasti gak berujung.
Yang penting bagaimana caranya agar nantinya lebih baik?
Bagaimana ya...
Iya mas. kayanya kurang dana untuk memproduksi atlet berbakat. sekarang apa-apa khan butuh duit mas?
mending ga dateng aja kali ya... benerin aja yang di dalam negeri dulu... biar ga tambah banyak-banyak biaya... hehehe...
lagian... kalo ga dateng kan... pasti masuk peringkat 1... hahaha...
kasian banget si negeriku ini... hiks... hiks... hiks...
@Joni,@Fany,@Fely & @Mei@ : Makasih atas commentnya
Mungkin memang inilah cerminan bangsa kita? Mungkin kita sudah berulang kali diberi peringatan, tapi masih juga pura-pura tak tahu?
Tentunya ini tidak lalu berarti kita menyerah. Tidak ... justru ini harus jadi pemicu kebangkitan ... semangat!
Salam kenal juga ... :)
Thank U mas Zuki
Post a Comment