sUrAt UnTuK iStRi

Tak terasa waktu berjalan dengan cepatnya, 3 tahun sudah aku manjalani bahtera hidup dalam berkeluarga. Banyak manfaat dan barokah yang kudapat selama menjalani hidup berkeluarga, rasanya hidup jadi lebih tenang dan bahagia. Ada tempat untuk berbagi, untuk saling mengingatkan, saling menghargai, saling menyayangi dan mencintai. Semoga kebahagiaan ini selalu ada dalam keluargaku…. Amin.

Satu setengah tahun lebih aku hidup terpisah dengan istri untuk menuntut ilmu yang semoga bisa bermanfaat bagi kehidupan kami selanjutnya. Berat rasanya hari demi hari kulalui tanpa kehadiran istri disampingku. Kadang hati berontak kenapa aku harus pergi ke luar negeri, apakah yang sudah didapat masih belum cukup sehingga susah-susah menuntut ilmu sampai ke negeri seberang. Hati memang tidak bisa dibohongi sewaktu aku menangis sendirian dimalam hari karena rasa kangen yang sangat dalam. Saat –saat tertentu yang seharusnya bisa menjadi moment yang bahagia tidak bisa kita lewati bersama, seperti Idul Fitri dimana semua keluarga berkumpul dan saling memaafkan tidak bisa kita lalui bersama. Kadang kalau masih bersama, rasa ini seakan biasa saja. Tapi kalau sedang berjauhan, maka perasaan akan menjadi sangat sensitif untuk mengingat masa-masa yang lalu.
Sering kuingat kembali masa-masa dikala sebelum kami hidup terpisah. Semua melintas di ingatan di kala rindu mendera. Seperti istri mengeluh kalau aku ini kurang romantis orangnya. Aku memang kadang terlalu cuek, pernah suatu kali di awal pernikahan istri berulang tahun. Di hari yang paling ditunggu sama istri ini aku tidak mengingat sama sekali. Dengan wajah cemberut istri berkata di siang harinya, “gimana sih papi ini, masak nggak inget kalau mami ulang tahun”. Aku hanya bisa minta maaf waktu itu. Dan juga masih kuingat di ulang tahun berikutnya, jauh-jauh hari istri sudah mengingatkan kalau mau ulang tahun, mungkin karena takut seperti ditahun sebelumnya aku lupa. Dan ternyata kesalahan telah kubuat lagi, pada suatu hari aku bangun dari tidur dan dengan mantap aku mengucapkan selamat ulang tahun kepada istri sebagai pertanda kalau aku tidak melupakan hari bersejarahnya. Istriku bengong beberapa saat lalu dengan cemberut berkata “Papi ini gimana sih, ulang tahunnya kan besok, papi lupa tanggalnya yah?”. Akhirnya aku minta maaf lagi untuk kesalahan yang sama kuperbuat ditahun sebelumnya. Kadang aku sering tertawa dan kadang menangis kalau mengingat saat-saat itu.
Tapi di hari ini aku masih mengingat kalau tiga tahun yang lalu aku telah diberi Allah seorang istri yang sangat aku cintai. Seorang istri yang sangat berarti dalam hidupku. Istri yang bisa mengerti keadaanku dan sifat-sifatku. Dan aku tidak lupa juga “To day is our wedding anniversary”.